Akankah kita baik-baik saja meski kita terpisah jauh?
Aku berpikir bahwa mencintai itu mudah. Aku pun berpikir bahwa mencintai itu selalu menebarkan kebahagiaan bagi setiap orang yang saling mencinta. Aku mengira bahwa cinta selalu indah dan menyenangkan yang selalu terisi penuh dengan suara tawaku dan tawanya. Kukira seperti itu.
Aku berpikir bahwa mencintai itu mudah. Aku pun berpikir bahwa mencintai itu selalu menebarkan kebahagiaan bagi setiap orang yang saling mencinta. Aku mengira bahwa cinta selalu indah dan menyenangkan yang selalu terisi penuh dengan suara tawaku dan tawanya. Kukira seperti itu.
Namun, ketika kita telah menapaki langkah yang lebih panjang,
berbagai rintangan mulai menampakkan dirinya. Batu-batu mulai bermunculan di
jalanan. Jalanan pun menjadi tak sehalus seperti pada awal ketika kita
memulainya.
Kelak-kelok arah serta naik-turunnya pun mulai terasa. Panas
matahari siang pun terasa mulai membakar kulit ketika kita sudah berada
diperjalanan semakin lama. Begitu pula dengan cinta yang telah terpisah oleh
jarak.
Akankah bahagiaku masih sama seperti saat adanya dirimu disisiku?
Akankah bahagiaku masih sama seperti saat adanya dirimu disisiku?
Kau tahu? Dengan adanya dirimu disisiku, itu sangat membuatku
bahagia. Sangat sangat bahagia, itulah yang selalu ku rasakan ketika berada
bersamamu. Bagiku, keberadaanmu memberikan rasa yang sungguh nyaman, damai dan
tenang. Pernahkah kau merasakannya seperti yang selalu kurasa akan keberadaanmu
disisiku?
Hari yang cerah, matahari yang bersinar terang namun panasnya
tak menyengat kulit, bunga yang indah dan bermekaran, dan kupu-kupu cantik yang
berwarna-warni yang beterbangan mengelilingi taman. Indah bukan? Rasa bahagiaku
bersamamu seakan terasa seperti itu. Aku selalu merasa bagai berada disebuah
tempat yang indah walaupun ketika itu kita hanya berada di tengah taman kampus
yang bagiku biasa saja. Namun denganmu, segalanya tampak indah, segalanya
terasa bahagia.
Namun kini segalanya terasa berbeda. Keberadaanmu yang begitu
jauh mengubah segalanya, termasuk pula bahagiaku. Memang, segalanya terasa
lebih indah pada awalnya. Namun semakin jauh kaki melangkah, rasa jenuh mulai
mendekat. Begitu pula yang kurasakan. Namun, bukan berarti aku tak mencintaimu
lagi. Hanya saja, jarak ratusan kilo meter diantara kita seakan memisahkan kita
pula.
Akankah caramu mencintaiku masih sehangat seperti ketika dirimu sedekat nadi?
Akankah caramu mencintaiku masih sehangat seperti ketika dirimu sedekat nadi?
Aku selalu bahagia oleh apapun yang kau lakukan, termasuk pula
caramu mencintaiku ketika kau berada disisiku. Aku selalu teringat, kala itu
aku sedang bersedih. Dan dirimu, selalu ada disisiku dengan tangan hangatmu
yang membelaiku dengan penuh cinta, dengan bahu kuatmu yang selalu menopangku,
dan dengan suara halusmu yang menenangkanku. Dengan itu, segala kesedihan yang
kurasakan serasa sirna. Aku selalu mencintai bagaimanapun caramu yang kau
lakukan untuk mencintaiku.
Kau tahu? Aku selalu bersyukur kepada Tuhan kita yang telah
mempertemukanku dengan seorang yang seperti engkau. Tak pernah henti kuucap
rasa syukurku atas hadirmu. Bahkan jika boleh ku berkata jujur, baru ketika
bersamamu aku mendapatkan hidup yang begitu damai. Baru ketika bersamamu, aku merasakan
hidup yang begitu indah dan berwarna. Serta baru ketika bersamamu, aku mampu
merasakan kasih dan cinta yang sebegitu hangat dan aku pun mampu mencintai
seseorang dengan begitu dalam.
Di tengah jarak yang memisahkan kita ini, aku selalu berharap
dan tak lupa untuk membawa namamu dalam doaku. Kumohon pada Tuhan kita agar Ia
selalu menjaga kita, mendekatkan kasih kita walaupun ratusan kilo meter
menjauhkan kita. Aku pun tak lupa untuk selalu berdoa agar dirimu tak lupa
bagaimana hangatnya caramu untuk mencintaiku ketika tak ada jarak yang
memisahkan kita.
Akankah jarak memisahkan kita semakin jauh?
Akankah jarak memisahkan kita semakin jauh?
Jalanan yang kita tapaki tak akan pernah selalu mulus.
Bagaimanapun cara kita berjalan, tak akan mengubah rintangan yang datang. Kita
hanya mampu untuk terus bertahan dan berjuang untuk terus melangkah hingga
tujuan bertemu dengan kita.
Terkadang, rintangan membuat kita merasa putus asa. Namun
sebenarnya, justru disinilah kekuatan dan keteguhan hati kita teruji. Ketika
kita mulai menyerah, ingatlah kembali apa yang menjadi tujuan kita ketika kita
memulai untuk melangkah. Kita sudah berjalan begitu jauh, maka untuk apa
perjalanan kita jika kita ingin menyerah? Sia-sia.
Begitu pun kita. Teruntuk dirimu dan juga diriku, ku mohon,
jangan pernah menyerah. Kuharap, jangan sampai jarak memisahkan kita terlalu
jauh. Saat ini, aku sudah merasakan jarak diantara kita yang sudah cukup jauh,
maka kumohon… jangan menambah jarak-jarak diantara kita lagi.
Ditengah jauhnya jarak yang membentang jauh, semoga diriku dan
dirimu terus saling mencintai dengan tulus yang tanpa syarat, seperti sedia
kala ketika jarak belum memisahkan kita. Kuharap segalanya akan terus baik-baik
saja.
Kau mencintaiku bukan? Maka buktikan jika itu benar. Ingatlah
akan diriku dan mari melangkah dan berjuang bersama. Aku pun mencintaimu dan
aku siap untuk berusaha, bertahan dan bekerja keras untukmu dan untuk kita.
Untuk versi yang telah dipublish oleh idntimes bisa dibaca pada link berikut https://life.idntimes.com/relationship/elisabet-erika/masihkah-kita-mampu-bertahan-jika-ratusan-kilo-meter-memisahkan-kita
0 comments:
Post a Comment